dc.description.abstract |
Kualitas belanja daerah di Indonesia dinilai masih rendah jika dilihat dari persentasenya. Menurut kementerian keuangan, hal ini terjadi karena kurang fokusnya pemerintah daerah untuk anggaran belanja daerah dalam menuntaskan program prioritas. Karena peningkatan pengeluaran untuk perjalanan dinas, pertemuan, dan honoraria, pengeluaran untuk barang dan jasa memimpin. Belanja modal, di sisi lain, terus turun sebagai akibat dari kegagalan lelang dan masalah tanah. Belanja modal adalah biaya yang direncanakan untuk pembelian aset tetap dan aset lain yang menguntungkan lebih dari satu periode akuntansi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana Dana Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil mempengaruhi belanja modal di kabupaten dan kota di seluruh Provinsi Kalimantan Selatan. Metode penelitian kuantitatif kausal digunakan dalam penelitian ini. Populasi penelitian terdiri dari kabupaten dan kota di provinsi Kalimantan Selatan, dan semua populasi diambil sampelnya menggunakan teknik pengambilan sampel saturasi. Penelitian ini, yang dilakukan dengan bantuan program spss versi 26, menggunakan regresi linier berganda. Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil semuanya berdampak pada belanja modal, menurut penelitian ini, namun variabel dana alokasi umum tidak berdampak.
Kata Kunci: Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil |
|