Abstract:
Infrastruktur berupa jembatan sangat penting bagi Kabupaten Barito Selatan
di Provinsi Kalimantan Tengah yang daerahnya merupakan daerah rawa atau
dataran rendah. Total konstruksi jembatan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri T. et
B) adalah 45,4?ri total 163 jenis jembatan yang ada di Kabupaten Barito Selatan
yang sebagian besar kondisinya rusak pada bagian struktur atas jembatan. Inovasi
telah dilaksanakan pada tahun 2018 pada salah satu Jembatan Kayu ulin yaitu
Jembatan Tampa dengan membuat suatu struktur komposit lantai jembatan Kayu
ulin dengan floordeck dan beton bertulang sebagai lapis perlindungan terhadap
cuaca dan menambah kekuatan lantai jembatan. Jembatan Tampa memiliki arti
penting bagi masyarakat di kota Buntok terutama para petani dan pekebun di
sekitarnya karena dapat menghemat jarak sekitar 8,4 km dan waktu tempuh sekitar
11 menit menuju kota Buntok dibandingkan rute lainnya. Efisiensi anggaran
diperhitungkan sebesar 200% di jika dibandingkan dengan metode rehabilitasi
lantai jembatan menggunakan kayu selain kayu ulin setiap tiga tahun.
Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu: 1. Menganalisis kondisi dan kinerja
jembatan inovasi komposit kayu ulin dengan beton bertulang setelah tiga tahun
pemakaian; 2. Menganalisis tingkat kepuasan pengguna jembatan komposit
terhadap kinerja jembatan dengan metode Customer Satisfaction Index (CSI); 3.
Menganalisis tingkat kinerja jembatan inovasi komposit kayu ulin dengan beton
bertulang terhadap pengguna jembatan dengan metode Importance-Performance
Analysis (IPA); dan 4. Strategi yang dilakukan dalam pemeliharaan jembatan
inovasi komposit kayu ulin dengan beton bertulang pada masa yang akan datang.
Novelty penelitian adalah “Pengetahuan baru mengenai kinerja pengoperasian dan
pemeliharaan dari jembatan komposit beton-ulin dengan memanfaatkan material
struktur kayu terdahulu di jalan kabupaten (dari sudut pandang pengguna). Inovasi
struktur komposit dengan penggunaan floordeck dan beton bertulang yang
dikoneksikan langsung pada lantai jembatan kayu ulin lama, dimana pada penelitian
lain, komposit didapatkan dengan koneksi geser antara gelagar kayu dengan plat
lantai beton”
Jembatan adalah bangunan buatan manusia yang dibangun untuk
menghindari rintangan fisik tanpa menutup jalan di bawahnya seperti badan air,
lembah, atau jalan untuk menyediakan jalan lintas di atas hambatan tersebut.
Kondisi jembatan dinilai dengan menggunakan metode penilaian kondisi yang
dimuat dalam buku Bridge Management System (BMS) tahun 1993. Pengujian CSI
dan IPA menggunakan kuesioner dengan 4 (empat) faktor yaitu: 1. Faktor
keselamatan dengan indikator jembatan tidak licin pada saat hujan, adanya pagar
pembatas, adanya rambu peringatan; 2. Faktor keamanan dengan indikator terdapat
lampu penerangan pada malam hari, adanya spotlight pada pagar pembatas; 3.
Faktor kenyamanan dengan indikator lebar jembatan termasuk ebersihan jembatan;
dan 4. Faktor kelancaran dengan indikator tidak adanya pedagang kaki lima (PKL)
ix
atau gepeng, adanya portal pembatas ketinggian, serta permukaan jembatan tidak
berlubang.
Identifikasi dan perhitungan menunjukkan Nilai Kondisi (NK) Jembatan
Tampa berada pada angka 1 yang berarti terdapat kerusakan ringan yang dapat
diatasi dengan pemeliharaan rutin. Kuesioner berisi 10 indikator dari 80 sampel
dilaksanakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan hasil seluruh variabel
memenuhi syarat. Perhitungan indeks kepuasan pelanggan (CSI) berada pada angka
86,51?ngan kategori sangat puas. Analisis IPA menunjukkan bahwa indikator
yang masuk ke dalam kuadran A yaitu perlu mendapatkan prioritas penanganan
utama adalah 1. Adanya rambu peringatan; 2. Terdapat lampu penerangan pada
malam hari; dan 3. Lebar jembatan.
Strategi untuk meningkatkan kinerja Jembatan Tampa antara lain 1.
Menambah dan melengkapi rambu simbol jembatan, rambu arah lalu lintas, rambu
portal pembatas tinggi kendaraan dan tipe kendaraan yang boleh melintas pada
jarak 50 m sebelum jembatan di kedua sisi arah lalu lintas; 2. Pemasangan PJU dan
led strip di sepanjang jembatan; dan 3. Pembangunan jembatan baru sehingga
Jembatan Tampa dapat dibuat satu arah lalu lintas.
Saran kedepan perlunya perbaikan BMS 1993 untuk dapat mengakomodir
secara penuh tipe jembatan kombinasi kayu dan beton, dan perlunya pembuatan
buku prosedur perawatan rutin untuk jembatan komposit kombinasi kayu ulin dan
beton bertulang untuk memudahkan pengelola jembatan dalam perawatannya.
Penelitian dapat dijadikan role model untuk pemeliharaan jembatan kayu ulin
dengan kondisi sejenis yaitu kerusakan hanya terjadi pada lantai dan spoorband
jembatan.