dc.description.abstract |
Salah satu upaya untuk menahan air limbah menembus ke lapisan tanah yang ada dibawahnya, dapat dilakukan dengan pengolahan material claystone yang terbilang masih terdapat disekitar TPA Banjar Bakula (Banjarbaru-Kalsel). Claystone tersebut dicampurkan dengan bentonite untuk memenuhi nilai permeabilitasnya. Karena kondisi sampel tidak jenuh, maka soil water characteristic curve (SWCC) sampel sangat berperan penting. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang mendasar di laboratorium.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan SWCC campuran tanah claystone dan bentonite dengan menggunakan 5 macam larutan garam yang berbeda. Di samping SWCC, pereubahan volume sampel (susaut) selama proses equilibrium juga diamati. Penelitian ini menggunakan campuran yang dikelompokkan berdasarkan kadar bentonite yang diakndung sebesar 5%. Berat volume kering yang digunakan adalah 1,60 t/m3 dengan kadar air berbeda 10%, 15%, dan 20% yang ditentukan berdasarkan kurva standar Proctor. dan Larutan garam yang digunakan antara lain Kalium Sulfat (K2SO4), Kalium Klorida (KCl), Natrium Klorida (NaCl), Kalium Karbonat (K2CO3), Magnesium Klorida (MgCl2.6H2O).
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa semakin tinggi kadar air maka semakin besar perubahan volume sampel yang terjadi. Data yang didapat juga dapat digunakan untuk memprediksi permeabilitas tanah tak jenuh. Berdasarkan perhitungan aplikasi untuk mendapatkan nilai SWCC semakin besar tegangan air pori maka koefisien permeabilitas semakin rendah.
Kata kunci: claystone, bentonite, perilaku susut, soil watering characteristic curve, SWCC |
|