Abstract:
Tingginya pembangunan di perkotaan berdampak terhadap permasalahan lingkungan. Peningkatan lahan terbangun mengakibatkan penurunan infiltrasi air hujan dan peningkatan volume limpasan yang berpotensi menimbulkan banjir. Salah satu solusinya adalah pembuatan taman hujan pada lahan terbatas sebagai area bioretensi yang menyaring air limpasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi tanaman yang digunakan untuk mengurangi konsentrasi jumlah padatan tersuspensi (TSS) melalui pendekatan pemodelan. Pemodelan taman hujan menggunakan reaktor berjumlah 10 buah yang terdiri dari reaktor berisi tanaman dan 1 reaktor tanpa tanaman sebagai kontrol. Tanaman yang divariasikan adalah Lili Paris (Chlorophytum comosum), Krokot (Portulaca oleracea L.), dan Pucuk Merah (Syzygium oleana). Setelah aklimatisasi selama 1 bulan, percobaan dilakukan sebanyak 4 kali. Hari ke-1 dan ke-2 air sampel pra perlakuan berasal dari larutan artifisial dengan dosis tanah 7,5 gram yang memililiki konsentrasi TSS sebesar 787 mg/L, sedangkan hari ke-3 dan ke-4 air sampel pra perlakuan berasal dari larutan artifisial dengan dosis tanah 15 gram yang memiliki konsentrasi TSS sebesar 1.411 mg/L. Parameter utama yang diukur setelah perlakuan adalah TSS, sedangkan parameter pendukung yaitu kekeruhan dan waktu infiltrasi. Pengukuran konsentrasi TSS mengacu pada SNI 06-6989.3-2004. Rata-rata efisiensi penurunan konsentrasi TSS pada Pucuk Merah sebesar 87%, Lili Paris 82,59%, dan Krokot 78,61%.
Kata kunci : Taman Hujan, TSS, Pucuk Merah, Lili Paris, Krokot