Abstract:
Tanah claystone umumnya dianggap sebagai material yang memiliki sifat yang jelek. Hal ini dikarenakan kekuatan gesernya sangat rendah ketika berinteraksi dengan air. Hanya saja, ternyata claystone dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan clay liner. Selain permeabilitas, claystone dicampur dengan bentonit untuk meningkatkan kohesinya. Hanya saja, karena kedua sampel mengandung lempung, masing-masing sampel akan menyerap air dan berpengaruh terhadap kuat gesernya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tahapan penambahan air terhadap kuat geser campuran claystone dan bentonit yang dipadatkan dengan kadar bentonite yang berbeda pada kepadatan tinggi.
Ada empat kombinasi campuran claystone dengan persentase bentonit berbeda yaitu 5, 10, 15 dan 20?rbasis berat kering dengan kepadatan di atas standar Proctor (yaitu kepadatan 1,8 gr/cm3 ). Dalam pencampuran sampel tanah dengan air, tahap yang dilakukan adalah (1) (claystone+Air)+bentonite, dan (2) (bentonite+air)+claystone. Campuran dipadatkan secara statis membentuk benda uji dengan diameter 4,7 cm dan tinggi 9,45 cm. Sampel kemudian diuji kuat gesernya dengan uji undrained compressive strength (UCT). Hasilnya dibandingkan dengan metode pencampuran lain yang telah dilaporkan sebelumnya yaitu (claystone+bentonite) +air.
Dari analisis didapatkan bahwa kuat geser sampel yang dipersiapkan dari semua metode campuran pada kepadatan 1,8 gr/cm3memenuhi persyaratan sebagai clay liner. Hasil uji juga memperlihatkan bahwa sampel yang dipadatkan dengan metode (claystone+air)+bentonite menghasilkan kuat geser yang paling tinggi. Mempertimbangkan hasil tersebut, disarankan metode pencampuran sampel adalah dengan tahapan (claystone+air)+bentonite.
