dc.description.abstract |
Rinitis alergi merupakan peradangan mukosa hidung disebabkan reaksi alergi yang diperantarai IgE dengan gejala hidung tersumbat, rinore, hidung gatal, bersin-bersin, mata berair dan gatal. Berdasarkan ARIA WHO, derajat keparahan rinitis alergi diklasifikasikan menjadi intermiten ringan, intermiten sedang-berat, persisten ringan, dan persisten sedang-berat. Masker bedah adalah masker medis tiga lapis yang terstandardisasi dan dapat mencegah masuknya alergen (>3mm) ke mukosa hidung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pemakaian masker bedah terhadap derajat keparahan rinitis alergi berdasarkan ARIA WHO dengan rancangan penelitian analitik deskriptif dan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian diambil menggunakan purposive sampling yaitu mahasiswa PSKPS FK ULM angkatan 2018-2020 yang memenuhi kriteria penelitian. Hasil penelitian menunjukkan subjek yang memakai masker bedah paling banyak mengalami derajat intermiten ringan (100%), dan subjek dengan derajat intermiten sedang-berat sebesar (29,6%). Subjek yang tidak memakai masker bedah paling banyak mengalami derajat intermiten sedang-berat (70,4%), dan seluruh subjek dengan derajat persisten ringan dan sedang-berat tidak memakai masker bedah. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai P sebesar 0,000 atau <0,001, artinya terdapat hubungan pemakaian masker bedah terhadap derajat keparahan rinitis alergi berdasarkan ARIA-WHO pada mahasiswa PSKPS FK Universitas Lambung Mangkurat angkatan 2018-2020.
Kata-kata kunci: Rinitis alergi, derajat keparahan rinitis alergi, masker bedah |
|