Abstract:
Perkembangan seni tari Banjar di kota Banjarbaru sangat didukung penuh oleh para pegiat seni tari, terbukti dengan sering dijumpainya kegiatan latihan, penggarapan, dan pementasan di beberapa tempat publik. Namun, sarana dan prasarana yang kurang memadai serta semakin sedikitnya regenerasi penari menjadi ancaman yang dapat menggeser eksistensi tari Banjar. Dalam upaya mengakomodasi dan melestarikan seni tari Banjar di Banjarbaru, diperlukan perancangan pusat seni tari dengan sasaran utama para pegiat seni tari serta generasi muda kota Banjarbaru. Melalui konsep manyaru (memanggil) dengan pendekatan arsitektur metafora, unsur-unsur, sifat, dan filosofi tarian Banjar ditransformasikan ke dalam aspek arsitektural, yakni sirkulasi, bentuk, hingga elemen-elemen pada open space sehingga tercipta Pusat Seni Tari Banjar yang kekinian dan memiliki citra desain khas Banjar. Hal ini diharapkan dapat menarik minat dan perhatian generasi muda serta dapat menjadi ruang aktivitas publik yang sesuai dengan karakteristik generasi milenial maupun para pegiat seni tari Banjarbaru.