dc.description.abstract |
ABSTRAK
Air limbah rumah pemotongan hewan (RPH) Martapura memiliki nilai TSS 743 mg/L yang disebabkan oleh feses, urin, isi rumen atau isi lambung, darah, daging atau lemak. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 air tersebut melebihi baku mutu (TSS 100 mg/L). Metode pengolahan yang dapat digunakan untuk mengolah air limbah RPH tersebut adalah dengan Sistem Lahan Basah Buatan (LBB). LBB dipilih karena Lahan Basah Aliran Bawah Permukaan (Sub Surface Flow-Wetlands) lebih dianjurkan karena memiliki keuntungan dari aspek biaya, ramah lingkungan, pengoperasian yang, pemeliharaan murah, dan tidak membutuhkan keterampilan yang tinggi sehingga perlu dilakukan penelitian menggunakan sistem Lahan Basah Buatan Aliran Bawah Permukaan (LBB-ABP). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi sistem LBB-ABP menggunakan tanaman Typha latifolia serta menganalisis kondisi optimum LBB- ABP dalam penyisihan TSS. Penelitian dilakukan menggunakan reaktor kayu berlapis plastik dengan dimensi 90 x 30 x 45 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem LBB aliran horizontal bawah permukaan mengasilkan efisiensi TSS tertinggi berkisar 81,43 % - 94,89 %, sedangkan LBB aliran vertikal bawah permukaan berkisar 64,47 % - 86,94 %. Penurunan konsentrasi TSS yang optimal didapatkan pada reaktor LBB-AHBP saat memasuki hari ke-21 hingga hari ke-28, kadar TSS sudah memenuhi bakumutu. Sedangkan pada reaktor LBB-AVBP terjadinya penurunan TSS yang sudah sesuai bakumutu hanya di hari ke-28.
Kata Kunci: Air Limbah Rumah Pemotongan Hewan, Lahan Basah Buatan Aliran Bawah
Permukaan (LBB-ABP), TSS. |
|