dc.description.abstract |
Salah satu dampak dari asap kebakaran hutan adalah ISPA pada balita. Peran aktif orang tua dalam mengantisipasi sangat diperlukan karena yang biasa terkena dampak kabut asap adalah usia balita yang kekebalan tubuhnya masih rentan terkena infeksi. Berdasarkan sumber data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2018 sebanyak 12.960 jumlah kasus ISPA. Berdasarkan sumber data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2019 jumlah kasus ISPA sebanyak 13.411. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan orang tua balita terhadap dampak buruk kabut asap di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 102 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki perilaku positif sebanyak 97,1?n bentuk perilaku yang tertinggi yaitu, membersihkan lantai rumah secara berkala sebanyak 83,33%, dan mengkonsumsi air putih yang cukup bagi balita dan orang tua setiap harinya sebanyak 83,33% selama terjadinya kabut asap. Persepsi kerentanan (p-value=0,114), persepsi keparahan (p-value=0,006), persepsi manfaar (p-value=0,016), efikasi diri (p-value=0,009), dan sumber dorongan (p-value=1,000). Kesimpulan dari penelitian ini ialah terdapatnya hubungan antara persepsi keparahan, persepsi manfaat, dan efikasi diri dengan perilaku pecengahan orang tua balita di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.
Kata kunci: Perilaku, kabut asap, persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, efikasi diri, sumber dorongan |
|