Abstract:
Life skill education merupakan upaya pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kecakapan hidup masyarakat agar dapat bertahan di lingkungannya. Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Banjar memprogramkan life skill education dalam menghadapi kenyataan minimnya keterampilan warga belajar. Warga belajar merupakan masyarakat yang telah putus sekolah formal dan orang dewasa dengan minat belajar. Penelitian ini bertujuan: (1) Mendeskripsikan program life skill warga belajar paket C di Satuan Pendidikan Non Formal Kabupaten Banjar, (2) Menganalisis bagaimana dampak progam life skill terhadap kemampuan warga belajar paket C yang dilaksanakan oleh SPNF SKB Kabupaten Banjar.
Metode penelitian ini adalah dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Sumber data digunakan dua jenis yakni sumber data primer sejumlah enam orang informan yang dipilih secara purposive dan sumber data sekunder. Informan merupakan warga belajar yang mengikuti program kecakapan hidup dan para tutor serta pamong belajar yang memahami program pendidikan kesetaraan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis hasil penelitian ini menggunakan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa life skill education di lembaga Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB) Kabupaten Banjar bertempat di Jalan Chandra Kirana dengan program sebagai berikut: (1) Progam life skill warga belajar paket C di Satuan Pendidikan Non Formal Kabupaten Banjar terdiri dari (a) Menjahit, (b) Komputer, dan (c) Tata Boga dan, (d) Pastery dan bakery. (2) Dampak progam life skill terhadap peningkatan kemampuan warga belajar paket C yang dilaksanakan oleh SPNF SKB Kabupaten Banjar terlihat baik ketika warga belajar sudah ada yang memanfaatkan apa yang mereka pelajari untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selain menguasai suatu keterampilan, warga belajar menggunakan apa yang mereka pelajari untuk melihat sebuah peluang yang bisa mereka ambil.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada: (1) Bagi lembaga SPNF SKB hendaknya sarana dan prasarana yang diberikan sudah baik dan lengkap. Namun, ada baiknya jika prasarana yang telah rusak bisa diperbaiki dan akan lebih sempurna jika setelah program kegiatan selesai warga belajar diberikan prosedur untuk program lanjutan setelah kelas selesai. Dengan demikian, program kegiatan bisa lebih tepat guna serta terstruktur (2) Bagi masyarakat diharapkan masyarakat mau memaksimalkan lembaga sebagai sarana peningkatan diri.