Abstract:
Pasar Seni merupakan tempat terjadinya transaksi hasil karya seni dan bertemunya
seniman serta pembeli/pengunjung. Pasar seni ini tidak hanya sebagai tempat amenitas,
namun juga sebagai wadah terjadinya atraksi seni. Pasar Seni Tenggarong, Kutai
Kartanegara (PSTKuKar), mengalami pergeseran fungsinya sebagai sebuah pasar seni,
sehingga kegiatan amenitas maupun atraksi tidak terjadi pada PSTKuKar. Salah satu
penyebabnya yaitu karena bentuk, ruang, dan tatanan yang ada pada PSTKuKar kurang
menarik, sehingga perlunya untuk direvitalisasi. Dengan Revitalisasi Kawasan dan Metode
Arsitektur Neo-Vernacular, menghasilkan pasar seni yang memiliki ruang serta bentuk yang
atraktif dan sesuai dengan karakter lokal perancangan PSTKuKar.