Abstract:
Diare adalah kondisi buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali selama 24 jam dengan atau tanpa darah dan lendir. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola pengobatan pasien diaredan mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat pada pasien diare di puskesmasPekauman Banjarmasin tahun 2021. Metode yang digunakan deskriptif secara retrospektif dari rekam medis pasien diare tahun 2021. Populasi pada penelitian berjumlah 362 rekam medis pasien diare tahun 2021 dan sampel berjumlah 225 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian diperoleh pola pengobatan pasien berdasarkan nama obat yaitu attapulgit (Pularex®) (0,25%), garam oralit (32,84%), kaolin pektin (Neo Diaform®) (20,15%), zink (46,77%), amoksisilin (5,43%), kotrimoksazol (88,70%), metronidazol (9,78%) dan sefiksim (1,09%). Berdasarkan bentuk sediaan yaitu kaplet (1,62%), serbuk (26,72%), sirup (8,10%), sirup kering (0,81%), suspensi (9,92%) dan tablet (52,83%). Penilaian rasionalitas pengobatan berdasarkan kriteria tepat indikasi adalah 81,99%, tepat dosis 62,96%, tepat pasien 81,58%, tepat obat 83,60%, tepat interval waktu
pemberian 52,83?n tepat lama pemberian 34,21%. Kesimpulan penelitian yaitu obat dan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan zink dan bentuk sediaan tablet. Beberapa peresepan obat masih tidak rasional berdasarkan masingmasing kriteria, perlu dilakukan upaya perbaikan peresepan obat diare di puskesmas Pekauman Banjarmasin ke depannya.
