Abstract:
Banjarmasin sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan saat ini memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang sangat baik. Potensi tersebut dimanfaatkan pemerintah dengan adanya program Wilayah Metropolitan Banjarbakula yang menyatukan Kota Banjarmasin – Kota Banjarbaru – Kab. Banjar – Kab. Barito Kuala – Kab. Tanah Laut menjadi satu kawasan strategis nasional. Untuk mewujudkan program Wilayah Metropolitan ini, diperlukan fasilitas transportasi seperti terminal yang dapat mewadahi berbagai macam moda angkutan agar aksesibilitas antar kota/kabupaten khususnya Kabupaten Barito Kuala semakin baik. Namun terminal seringkali memiliki permasalahan seperti sirkulasinya yang saling konflik baik manusia maupun kendaraan serta fungsinya yang kurang terintegrasi. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, Terminal Tipe B di Alalak menggunakan konsep Connectivity yang berfokus pada konektivitas yang baik pada sirkulasi serta aksesibilitas. Kemudian untuk menyatukan konektivitas tersebut, digunakan metode superimposition yang mengintegrasikan berbagai sirkulasi serta fungsi menjadi satu kesatuan sehingga tercipta sirkulasi yang teratur tanpa konflik serta fungsi yang terintegrasi.