dc.description.abstract |
Kalimantan Selatan memiliki lahan kering seluas 2.560.733 ha atau sebesar 66?ri luasan keseluruhan wilayah Kalimantan Selatan (Ritung et al,, 2015). Lahan kering yang berkembang di Kalimantan Selatan tergolong masam. Lahan tersebut berpotensi untuk budidaya pertanian, khususnya tanaman tanaman pangan dan hortikultura. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan dalam pemanfaatannya sebagai lahan pertanian adalah tingkat kesuburan tanah rendah yang dibuktikan dari rendahnya kandungan bahan organik tanah, pH tanah yang masam, KTK tanah yang rendah, basa-basa tukar tanah yang rendah, kandungan Al dan Fe yang tinggi sehingga mengganggu dalam proses budidaya tanaman pertanian. Salah satu cara mengatasi permasalahan kesuburan tanah di lahan kering masam adalah dengan memberikan bahan organik berupa kotoran ternak dan limbah panen edamame (LPE). Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial Tersarang, dimana limbah panen edamame tersarang pada kotoran ternak. Taraf perlakuan faktor pertama adalah kotoran ayam, kotoran sapi, dan kotoran kambing, sedangkan faktor kedua adalah 0% LPE, 25% LPE, 50% LPE, 75% LPE. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan 100% kotoran ayam+0% LPE mampu meningkatkan pH tanah sebesar 9% dibanding perlakuan 25% kotoran ayam+75% LPE. Perlakuan 100% kotoran kambing+0% LPE juga mampu meningkatkan pH tanah dibandingkan perlakuan 50% kotoran kambing+50% LPE serta perlakuan 25% kotoran kambing+75% LPE masing-masing sebesar 11,69?n 14,28%. Perlakuan 100% kotoran ayam mampu meningkatkan C-organik tanah sebesar 38,16% dibandingkan 25% kotoran ayam+75% LPE. Perlakuan 100% kotoran kambing meningkatkan C-organik tanah dibandingkan 50% kotoran kambing+50% LPE dan 25% kotoran kambing+75% LPE masing-masing sebesar 36,23?n 55,83% |
|