Abstract:
Polusi sangat mengancam habitat lahan basah, salah satu polutan utama yang berasal dari logam berat. Besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), merkuri (Hg), kadmium (Cd) dan timbal (Pb) dinilai di dalam air, sedimen dan pada ikan gabus, Periophthalmodon schlosseri. Penilaian logam berat dilakukan dengan menggunakan alat pembaca serapan atom (AA-6200 AAS Flame Emission Spectrophotometer Shimadzu). Rata-rata konsentrasi logam-logam tersebut dalam air mengalami penurunan sebagai berikut: Fe>Pb>Zn>Hg>Cd>Cu, sedangkan logam pada sampel sedimen mengalami penurunan sebagai berikut: Fe>Zn>Cu>Pb>Cd>Hg. Konsentrasi logam berat pada jaringan dan lendir kulit ikan lebih tinggi daripada konsentrasi yang ditemukan di badan air. Konsentrasi logam tertinggi ditemukan sebagai berikut: Fe di ginjal, Zn di lendir kulit, Cu di ginjal, Hg di lendir kulit, Cd di hati dan Pb di lendir kulit. Pada semua jaringan dan lendir kulit ikan, konsentrasi Fe paling tinggi. Faktor akumulasi bio-air jaringan P. schlosseri dan lendir kulit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan faktor akumulasi bio-sedimen, menunjukkan bahwa ikan ini dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator logam berat tertentu di dalam air. Karena koefisien variasi (CV) akumulasi logam berat dalam jaringan ikan bervariasi, gabungan ketiga jenis jaringan ikan (hati, ginjal dan lendir kulit) ini berpotensi digunakan sebagai instrumen untuk mengevaluasi polutan logam berat seperti Fe, Zn. , Cu, Hg, Pb dan Cd. Terdapat korelasi antara konsentrasi logam berat dalam air, sedimen, ginjal, hati dan lendir kulit, menunjukkan bahwa ikan gabus dapat mengakumulasi logam berat pada jenis jaringan tersebut.