dc.description.abstract |
Pembelajaran dalam jaringan di SMA Negeri 1 Banjarmasin baru mulai diterapkan selama masa pandemi Covid-19. Pembelajaran daring yang dilaksanakan tanpa tatap muka menyisakan problema dalam pembentukan karakter terutama karakter kejujuran dan kedisiplinan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kompetensi guru dan sarana prasarana dalam pembelajaran daring di SMAN 1 Banjarmasin. (2) mendeskripsikan karakter kejujuran dan disiplin siswa dalam pembelajaran daring di SMAN 1 Banjarmasin. (3) menganalisis bentuk pengawasan guru terhadap siswa dalam pembelajaran daring di SMAN 1 Banjarmasin untuk membentuk karakter jujur dan disiplin siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Narasumber penelitian 16 orangyang terdiri dari 11 guru dan 4 siswa SMA Negeri 1 Banjarmasin. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis hasil penelitian menggunakan langkah-langkah reduksi data, display, dan verification.
Penelitian ini menemukan: (1) Kompetensi guru dan sarana prasarana dalam pembelajaran daring sudah cukup karena guru SMAN 1 Banjarmasin mempergunakan sarana prasarana yang dikuasai dan bisa diakses baik guru maupun siswa secara memadai, komunikasi berjalan dengan baik antara guru dan siswa sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam pembelajaran daring. Sarana prasarana dalam pembelajaran milik pribadi, tapi sekolah menyediakan Personal Computer (PC) yang dapat diakses disekolah secara terbatas. Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran menyesuaikan tujuan pembelajaran serta kemampuan guru. (2) karakter kejujuran dan disiplin siswa dalam pembelajaran daring sudah baik (3) Pengawasan guru di SMAN 1 Banjarmasin dalam pendidikan karakter kejujuran dan kedisiplinan ialah memberikan peraturan dan tata tertib yang harus dipatuhi kemudian mengawasi dan menindak lanjuti ketika terjadi pelanggaran. Pelanggaran siswa yang tergolong berat ditangani dengan pemanggilan orangtua ke sekolah Saran penulis agar kompetensi guru dibidang penguasaan media pembelajaran hendaknya ditingkatkan dengan pelatihan intensif dari sekolah sampai semua guru memahami dengan baik penggunaan media dalam jaringan yang ada, sehingga lebih mudah memanfaatkan media yang tersedia. |
|