dc.description.abstract |
Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Al-Qur’an terus tumbuh dan membumi, kini tercatat Indoneisa menjadi negara dengan penghafal Al-Qur’an terbanyak di dunia. Namun, menjalani hidup sebagai penghafal Al-Qur’an tentunya tidak mudah terlenih bagi individu di masa remaja awal, sehingga kecerdasan emosional menjadi penting agar dapat mengelola serta mengarahkan emosi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan orientasi religius terhadap kecerdasan emosional. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sampel penelitian berjumlah 166 orang remaja awal penghafal Al-Qur’an di Banjarmasin dengan rentang usia 13-16 tahun. Data penelitian kecerdasan emosional diambil menggunakan skala The Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) dengan reliabilitas r Alpha sebesar 0,858. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat ukur The Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) dan Intrinsic/Extrinsic Measurement-Revised (I/E-Revised) dengan reliabilitas r Alpha sebesar 0,835. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dengan hasil menunjukan bahwa orientasi religius secara signifikan memprediksi kecerdasan emosional (????= 0,323; t(164)=4,372; p<0,05; 95% CI [0,314, 0,831]).Peranan orientasi religius terhadap kecerdasan emosional yaitu 10,4%. Arah hubungan antara variabel adalah positif sehingga semakin tinggi orientasi religius maka akan semakin tinggi kecerdasan emosional. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada peranan orientasi religius terhadap kecerdasan emosioanal. |
|