Abstract:
Petani kecil, termasuk petani pisang saba, seringkali kesulitan menjual hasil panen mereka ke pasar bernilai tinggi dan umumnya menjual ke perantara. Namun pedagang tengkulak dapat menghilangkan kesempatan petani untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi, sehingga pasar menjadi tidak efisien. Studi ini menyelidiki pola saluran dan efisiensi pemasaran pisang saba secara holistik, yang belum banyak dipelajari dengan menggunakan pendekatan struktur, perilaku, dan kinerja (SCP). Teknik pengambilan sampel acak ditentukan untuk menemukan 254 sampel petani. Sebanyak 149 pedagang telah ditemukan, terdiri dari 13 pengepul, 26 pedagang besar, dan 110 pengecer yang tersebar di beberapa tujuan pemasaran pisang saba. Berdasarkan temuan, tujuh saluran pemasaran dibagi menjadi dua wilayah pemasaran, yaitu pasar pedesaan dan pasar perkotaan. Hasil analisis struktur menunjukkan bahwa struktur pasar pedesaan bercirikan pasar monopolistik, sedangkan pasar perkotaan bersifat persaingan sempurna. Analisis perilaku pasar menunjukkan bahwa harga pisang saba ditentukan oleh keseimbangan pasar di pasar pedesaan dan oleh pedagang di pasar perkotaan. Analisis kinerja menunjukkan bahwa pangsa petani tertinggi di pasar pedesaan dan terendah saat dijual ke pasar perkotaan. Di bawah pendekatan SCP, pasar pedesaan efisien, sedangkan pasar perkotaan tidak efisien. Kajian ini menyoroti perlunya penelitian yang akan datang untuk mengetahui distribusi hasil panen petani pisang saba langsung ke pasar