MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN HASIL PENGAMATAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN PROBLEM SOLVING KELAS 5 SD NEGERI 1 TAMBANG ULANG KAB. TANAH LAUT

Abstract

Siti Maisarah. 2022. Meningkatkan kemampuan menulis laporan hasil pengamatan menggunakan model pembelajaran kontekstual dan problem solving SD Negeri 1 Tambang Ulang. Skripsi Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Dosen Pembimbing Drs. Mahmuddin, M.Pd. Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Menulis Laporan, Kontekstual, Problem Solving. Permasalahan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 SD Negeri 1 Tambang Ulang adalah nilai pelajaran Bahasa Indonesia masih sangat rendah, beberapa faktor yang mempengaruhi seperti siswa kurang bahkan tidak aktif saat mengikuti pembelajaran, siswa merasa jenuh dan kurang bersemangat, perhatian siswa yang rendah, dan siswa kurang bekerja sama dalam kelompok. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang melibatkan siswa didalam proses pembelajaran, pembelajaran yang kurang bermakna, dan dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung kurang menggunakan variasi dan model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa ikut berperan dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu salah satu upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yaitu melalui kombinasi model kontekstual dan problem solving, yang mana model tersebut lebih menekankan pada pembelajaran bermakna dan membantu siswa dalam pemecahan masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas guru, aktivitas siswa dan untuk menganalisis hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Tambang Ulang, Tahun Pelajaran 2020/2021, jumlah siswa sebanyak 25 orang. Data dihasilkan dari lembar instrument lembar observasi dan tes hasil belajar, kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif dan digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik. Selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria pada masing-masig indikator keberhasilan aktivitas guru dan siswa, serta tercapainya ketuntasan belajar siswa secara individual dan klasikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru pada setiap pertemuan selalu meningkat, pada pertemuan I mendapatkan kriteria “Baik”, meningkat pada pertemuan ke III menjadi kriteria “Sangat Baik”. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan pada pertemuan 1 memperoleh “Cukup Aktif” dan meningkat pada pertemuan III menjadi kriteria “Sangat Aktif”. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada pertemuan I memperoleh 50?n meningkat pada pertemuan III memperoleh 87,5%. Berdasarkan hasil temuan ini dapat disimpulkan bahwa model Kontekstual dan Problem Solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Disarankan penggunaan model tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.