Abstract:
Penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui tentang Penafsiran Hukum Pasal 138 Undang-Undang No.35 tahun 2009 Tentang Narkotika korelasi Perbuatan Menghalangi Penyidikan dalam Perkara Tindak Pidana Narkotika dan Korelasi Antara Pasal 138 Undang-undang No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan Pasal 221 Ayat (2) Kitab Undang-undg Hukum Pidana.
Metode penelitian hukum normatif digunakan dalam skripsi ini. Dalam penelitian ini menggunakan bahan hukum kepustakaan yang mengkaji bahan hukum primer dan sekunder, serta peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, dan semua tulisan yang berkaitan dengan pokok bahasan yang diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan undangan, berbasis kasus, dan kontekstual untuk analisis deskriptif.
Menurut hasil dari penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa: Pertama, dengan adanya Pasal 138 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 apabila berkaitan dalam kasus narkotika maka yang digunakan pasal tersebut bukan lah dengan Pasal 221 ayat (2) Kitab Undang-undang Hukum Pidana, karena adanya asas lex specialis derogat legi generalis; Kedua, Korelasi antara pasal 221 Kitab Undang-undang Hukum Pidana ayat (2) dengan Pasal 138 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yaitu sama-sama mengatur tentang orang yang menghalangi penyidikan bedanya pasal 221 ayat (2) Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang masih memiliki hubungan darah tidak bisa dikenakan pidana karena tindak pidana yang dilakukan merupakan tindak pidana biasa sedangkan Pasal 138 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika berbunyi “setiap orang” tanpa membeda-beda kan dan tidak ada batasan bagi yang menghalangi penyidikan akan atau dapat dikenakan pidana.
Kata Kunci : Penerapan, Narkotika, Menghalangi, Penyidikan.
