Abstract:
Bekantan merupakan primata endemik Kalimantan dengan status konservasi terancam punah yang dinyatakan oleh lembaga konservasi internasional IUCN sejak tahun 2008. Ancaman kepunahan bekantan disebabkan alih fungsi lahan, kebakaran hutan, perburuan liar dan perdagangan liar ilegal. Konservasi bekantan harus segera dilakukan, mengingat keberadaannya sebagai indikator biologi menjaga keseimbangan ekosistem lahan basah berdampak pada kehidupan manusia. Habitat bekantan yang berada di luar kawasan konservasi sangat rawan beralih fungsi yang menyebabkan terjadinya penurunan populasi, sedangkan sebaran populasi bekantan lebih banyak berada di luar kawasan konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ekologi bekantan yang berada di luar kawasan konservasi, yaitu kawasan Pulau Curiak di Kalimantan Selatan dengan tekanan alih fungsi lahan yang tinggi. Pengambilan data ekologi bekantan selama 6 bulan dan dibatasi pada populasi bekantan, aktivitas harian bekantan, dan jelajah harian bekantan. Metode yang digunakan untuk pengambilan data populasi bekantan menggunakan metode survei secara langsung dengan menelusuri kawasan menggunakan perahu motor pada pagi dan sore hari. Metode yang digunakan untuk pengambilan data aktivitas harian adalah Scan Sampling Method dan Ad liebetum Sampling. Metode jelajah harian didata dengan cara tracking menggunakan drone, jenis data yang dicatat meliputi total jarak pergerakan harian yang dihitung sejak bangun tidur hingga saat mulai tidur berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi bekantan sangat potensial berkembang dengan sebaran 30 individu yang terbagi dalam 3 kelompok, aktivitas harian bekantan meliputi makan (33,5%), gerak (11,63%), istirahat (41,56%), dan sosial (13,28%). Rata-rata jarak jelajah harian ketiga kelompok bekantan adalah 86,25 m dengan kisaran 49 m - 136 m.