Repo Mhs ULM

Eksistensi pidana adat dayak Kalimantan tengah dalam perjanjian tumbang anoi 

Show simple item record

dc.contributor.author Yemima
dc.date.accessioned 2023-02-23T11:55:49Z
dc.date.available 2023-02-23T11:55:49Z
dc.identifier.uri https://repo-mhs.ulm.ac.id//handle/123456789/35149
dc.description.abstract Eksistensi pidana adat dayak Kalimantan tengah dalam perjanjian tumbang anoi ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui bentuk-bentuk pidana adat Perjanjian Tumbang Anoi yang masih eksis diterapkan dimasa sekarang. Dan beberapa literatur dari Peraturan Daerah Kalimantan Tengah untuk penunjang dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan adalah tipe penelitian empiris atau penelitian lapangan (field research) dengan menginterview atau wawancara dari Lembaga Adat Dayak guna memperoleh berbagai informasi mengenai penelitian yang sedang diteliti. Menurut Penelitian ini menunjukan bahwa : Pertama, beberapa bentuk pidana adat dayak Kalimantan Tengah seperti menipu, perkelahian saat pesta, membakar rumah orang, merugikan orang akibat terkena ranjau dll yang sanksi nya sekarang ini berupa emas, gong, dan kati ramu (denda uang). Kedua, hukum perjanjian tumbang anoi masih anggap eksis selama Lembaga Adat masyarakat dayak masih ada dan aktif. Bukti masih eksisnya hukum perjanjian anoi terdapat pada kasus Thamrin Amal Tomagola yang dikenakan sanksi adat karena telah melanggar ketentuan Perjanjian Tumbang Anoi. Kata Kunci: Suku Dayak, Perjanjian Tumbang Anoi, Hukum Adat.
dc.title Eksistensi pidana adat dayak Kalimantan tengah dalam perjanjian tumbang anoi 


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account