dc.description.abstract |
Sungkai (Peronema canescens Jack.) merupakan salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan
masyarakat untuk obat tradisional antara lain malaria, cacingan, obat kumur, dan demam. Ekstrak
daun sungkai telah mampu digunakan sebagai imunostimulan pada mencit jantan. Tujuan
penelitian untuk mengetahui efektivitas imunomodulator ekstrak etanol daun sungkai terhadap
aktivitas fagositosis dan morfometri limpa tikus putih jantan. Pegujian efektivitas imunomodulator
dalam penelitian ini yaitu aktivitas fagositosis sebagai respon imun nonspesifik menggunakan
metode carbon clearance (laju eliminasi karbon, indeks fagositosis dan indeks stimulasi) serta
morfometri limpa sebagai respon imun spesifik. Desain penelitian eksperimental menggunakan
RAL (rancangan acak lengkap), tikus putih jantan digunakan sebanyak 30 ekor dibagi menjadi 5
kelompok perlakuan yaitu NaCMC 0,5%, Imboost 22,5 mg/KgBB, dan perlakuan uji EEDS
(ekstrak etanol daun sungkai) dosis 87,5; 175, dan 350 mg/KgBB dengan 6 kali pengulangan,
masing-masing kelompok diberi perlakuan oral selama 28 hari sebanyak ±2,5 mL. Pada hari ke 29 dilakukan pengujian aktivitas fagositosis melalui darah ujung ekor dan morfometri limpa
dengan mengukur organ limpa tikus. Hasil penelitian setelah pemberian EEDS tidak memberikan
efektivitas yang signifikan terhadap aktivitas fagositosis dan morfometri limpa, namun cenderung
bersifat imunostimulan terhadap laju eliminasi karbon, indeks fagositosis dan indeks stimulasi
khususnya dosis 87,5 dan 175 mg/KgBB, pada indeks stimulasi dosis 350 mg/KgBB cenderung
bersifat imunosupresan serta cenderung meningkatkan bobot, indeks dan luas limpa khususnya
dosis 175 mg/KgBB dibanding dengan perlakuan kontrol negatif |
|