Abstract:
Latar Belakang: Penuaan adalah proses biologis yang akan terjadi pada setiap individu manusia. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Berdasarkan data BPS Indonesia tahun 2021, terdapat 29,3 juta jiwa lansia di Indonesia dan di Kecamatan Daha Selatan sebanyak 3.534 jiwa. Lansia rentan mengalami penurunan kualitas hidup yang dapat terjadi karena kehilangan gigi. Kehilangan gigi banyak muncul di kalangan masyarakat terutama pada lansia. Kasus kehilangan gigi pada lansia akan mengganggu fungsi mastikasi dan berpengaruh ke penurunan status gizi lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kehilangan gigi dengan status gizi pada lansia di Kecamatan Daha Selatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian merupakan lansia di Kecamatan Daha Selatan sebanyak 105 orang. Pengumpulan data pada penelitian ini meliputi data primer yang diperoleh melalui pemeriksaan langsung jumlah gigi dan BMI. Data kemudian dimasukkan dalam Table dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Spearman. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat kehilangan gigi kategori rendah (43,8%) dan status gizi normal (58,1%). Uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kehilangan gigi dengan status gizi pada lansia di Kecamatan Daha Selatan. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan status gizi pada lansia di Kecamatan Daha Selatan