dc.description.abstract |
Latar belakang: Diskolorasi gigi menjadi masalah di dalam praktik kedokteran gigi, antara lain terjadinya perubahan warna gigi pada pengkonsumsi kopi sebanyak 77,13%, perokok yang mengalami diskolorasi 76,7%. Berdasarkan data Riskesdas Kalimantan Selatan tahun 2018, prevalensi perokok setiap hari di Kota Banjarmasin yaitu 18,02%. Prevalensi merokok tertinggi ada pada penduduk usia 30-34 tahun yaitu sebanyak 30,01%. Diskolorasi gigi dipengaruhi noda ekstrinsik melalui deposisi dari bahan-bahan kromogenik pada permukaan gigi seperti tembakau, teh dan kopi. Diskolorasi gigi dapat memberikan rasa tidak nyaman ketika berbicara, tersenyum dan kurang percaya diri. Tujuan: Menganalisis hubungan kebiasaan merokok dan konsumsi kopi dengan diskolorasi gigi pada masyarakat usia 30-34 tahun di Kelurahan Alalak Tengah. Metode: Penelitian merupakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan jumlah sampel 87 orang. Hasil penelitian: terdapat hubungan bermakna antara jumlah rokok dengan diskolorasi gigi 0.018 (p<0.05), hubungan lama merokok dengan diskolorasi gigi 0.006 (p<0.05), hubungan yang bermakna antara jenis rokok dengan diskolorasi gigi 0.002 (p<0.05) dan sebaliknya frekuensi konsumsi kopi dan lama minum kopi tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan diskolorasi gigi. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan diskolorasi gigi. |
|