dc.description.abstract |
ABSTRAK
Nazia Laurita 2020. Studi Kasus Kebutuhan Bimbingan dan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SMP Negeri 15 Banjarmasin.
Pembimbing : (I) Dr. Sulistiyana, S.Pd, M.Pd (II) Akhamd Sugianto, M.Pd
Kata Kunci: Bimbingan Konseling; Anak Berkebutuhan Khusus
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi di sekolah inklusi SMPN 15 Banjarmasin. Di sekolah tersebut tidak adanya Guru Pendamping Khusus dan yang menjadi Guru Pendamping Khusus adalah Guru Bimbingan Konseling. Orang tua Anak Berkebutuhan Khusus mengeluhkan kurangnya komunikasi antara Guru Bimbingan Konseling dengan orangtua Anak Berkebutuhan Khusus dalam memberikan layanan Bimbingan Konseling. Sedangkan Menurut Guru Bimbingan Konseling kerjasama antara orang tua Anak Berkebutuhan Khusus telah terjalin cukup baik. Maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan konseling bagi anak berkebutuhan khusus di SMPN 15 Banjarmasin.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif, yang di fokuskan kepada Pelaksanaan, Permasalahan, dan Usaha yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus. Subjek penelitian adalah seluruh warga sekolah. Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan bimbingan konseling yang tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Kendala yang yang dihadapi oleh guru Bimbingan Konseling dalam menangani Anak Berkebutuhan Khusus, serta usaha-usaha yang telah dilakukan oleh guru bimbingan konseling dalam menangani anak berkebutuhan khusus. Dan selain itu tugas sebagai guru Pembimbing Khusus juga dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling, karena tidak adanya tenag pembimbing khusus di sekolah tersebut.
Sehingga banyak tugas-tugas yang harusnya dilaksanakan menjadi terhambat karena terlalu banyak cakupan yang harus dikerjakan dalam waktu yang hampir bersamaan. Untuk kedepannya diharapkan I agar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas supaya Anak Berkebutuhan Khusus bisa memperoleh bimbingan yang maksimal dalam pendidikannya. Selain itu diperlukan tambahan tenaga pendidik, agar perbaikan menuju kemajuan dapat dilakukan. |
|