dc.description.abstract |
ABSTRAK
Robby Prima, D1C114238, 2022, Komunikasi Antarbudaya Tionghoa Dan Banjar Dalam Proses Akulturasi Budaya (Studi Pada Tim Barongsai Tri Dharma Banjarmasin). Dibimbing oleh Siswanto dan Noviana Sari.
Keunikan bahasa daerah yang berbeda terlihat pada saat dua bahasa atau lebih yang mana hidup berdampingan disuatu daerah, seperti halnya bahasa yang dipergunakan oleh para tim Barongsai Tri Dharma Banjarmasin yang berasal dari berbagai daerah dan didominiasi oleh budaya Tionghoa dan Banjar. Komunikasi ini yang menjadikan latar belakang budaya yang berbeda, tak jarang menimbulkan kesalahapaman dalam proses komunikasinya. Seperti perbedaan budaya dan bahasa yang umumnya menjadi kendala dalam berkomunikasi antar masyarakat. Komunikasi yang terjadi bisa dalam bentuk verbal yakni bahasa dan tutur kata, bisa juga dalam bentuk non verbal seperti gaya tubuh dan symbol keagamaan dan budaya dalam bermasyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagimana Komunikasi Antarbudaya Tionghoa dan Banjar dalam Proses Akulturasi Budaya. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif objek penelitian adalah anggota dari Tim Barongsai Tri Dharma Banjarmasin yang berasal dari Etnis Tionghoa dan Etnis Banjar. Teknik pengumupulan data yang di gunakan ialah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisi data yang di gunakan penelitian ini ialah pengumpulan data, reduksi data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan komunikasi antarbudaya bahwa terkait interaksi sehari-hari baik bersosial ataupun berkomunikasi, perbedaan budaya yang dialami oleh individu baik dari suku Banjar ataupun Tionghoa yaitu sifat dan tingkah lakuyang dimiliki dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial sangat berbeda dengan budaya asalnya. Fase penyesuaian menjadi fase dalam kehidupan sosial individu yang menggambarkan individu harus pintar menyesuaikan diri serta berinteraksi dan beradaptasi dengan budaya baru serta lingkungan yang jauh berbeda dengan budaya asalnya. Komunikasi yang dilakukan penuh dengan suasana keakraban dengan orang lokal yang berbudaya Banjar. hal yang menentukan adalah potensi akulturasi yang terjadi kepada anggota Tim Barongsai Tri Dharma yang juga ada dari Etnis Tionghoa. Komunikasi antar budaya yang dilakukan penuh dengan suasana keakraban dengan orang lokal yang berbudaya Banjar didasari oleh komunikasi yang aktif dengan rasa yang positif dan membangun komunikasi yang harmonis.
Kata kunci: Komunikasi Antar Budaya, Tionghoa, Banjar, Akulturasi Budaya |
|