dc.description.abstract |
Paving block geopolimer merupakan bata beton dengan bahan pengikat yang sepenuhnya tidak menggunakan semen, tetapi menggunakan fly ash sebagai pengganti semen. Hal ini dikarenakan kandungan silika dan alumunianya yang tinggi. Fly ash sebagai aktifator diaktifkan dengan larutan alkali berupa sodium hidroksida (NaOH) dan sodium silikat (Na2SiO3) sebagai katalisatornya. Limbah fly ash yang digunakan berasal dari PLTU Asam-asam dan Tanjung Power Indonesia yang berada di Kalimantan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sifat fisik dan mekanis serta menentukan metode perawatan yang tepat untuk menghasilkan paving block geopolimer yang memiliki kuat tekan maksimum.
Penelitian ini menggunakan bahan dasar fly ash PLTU Asam-asam dan fly ash Tanjung Power Indonesia dengan perbandingan 75:25. Konsentrasi NaOH dengan kadar molaritas 8 dan 10 Molar, menggunakan perbandingan NaOH/Na2SiO3 sebesar 2,5. Perawatan benda uji dengan metode suhu lembab, suhu ruang dan air asam buatan pH3. Serta pengujian kuat tekan menggunakan metode SNI 03-0691-1996 dan British Standar 6717 : 1993.
Hasil penelitian yang didapat pada variasi metode curing pada umur 28 hari mendapatkan kuat tekan tertinggi berturut-turut sebesar 36,04 MPa, 57,81 MPa, 35,33 MPa dan 37,68 MPa dengan metode curing suhu lembab. Kuat tekan rata-rata tertinggi yang lebih dari 35 MPa, dapat diklasifikasikan sebagai paving block type A menurut SNI 03-0691-1996. Penyerapan air paving block geopolimer berdasarkan SNI 03-0691-1996 termasuk dalam kelas B (4% - 6%) dan C (7% - 8%) sehingga hasil memenuhi syarat. Pengujian ketahanan paving block geopolimer terhadap natrium sulfat masing-masing memiliki ketahanan yang berbeda, dari semua variasi hannya ada 2 variasi yang memenuhi syarat ketahanan terhadap natrium sulfat yaitu PG8-FB1 (0,6%) dan PG10-FB2 (1%). |
|