Abstract:
Pendahuluan: Penyakit DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh empat serotype virus Dengue (DENV) dan ditularkan melalui nyamuk Kota Banjarmasin merupakan salah satu kabupaten endemis. menunjukkan bahwa angka kejadian DBD selama lima tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Terjadinya fluktuasi kasus di Kota Banjarmasin diperkirakan salah satunya karena faktor iklim dan bertambahnya jumlah penduduk. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis peramalan tren, identifikasi faktor iklim dan analisis pemetaan secara spasial di 52 kelurahan Kota Banjarmasin.
Metode: Penelitian ini analisis data sekunder dari tahun 2016-2020. Pengumpulan data dengan merekapitulasi data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan Puskesmas berupa data demam berdarah Dengue, Data faktor iklim bulanan dari BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarbaru dan data jumlah kepadatan penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjarmasin dan kelurahan. Analsis data dengan Uji korelasi Spearman. Analisis peramalan (forecast) kejadian DBD di Kota Banjarmasin dengan metode dekomposisi time series. Metode dekomposisi menggunakan program SPSS dengan analisis seasonal decomposition. Analisis spasial dilakukan untuk mengetahui sebaran kasus DBD secara autokorelasi menggunakan indeks Moran’s I, kemudian dilakukan pemetaan dengan metode Local Indicator Of Spatial Association (LISA).
Hasil: Berdasarkan faktor iklim hanya curah hujan yang mempunyai hubungan dengan kejadian DBD dengan nilai signifikan atau Sig. (2-tailed) sebesar 0,012 (0,012 < 0>I0) maka pola mengelompok atau autokorelasi positif yaitu 0,226>-0.083. Pendekatan Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA) kelurahan dengan tipe kelompok high-high (HH) adalah Kelurahan Kebun Bunga, Kuripan, Banua Anyar, Pemurus Luar, Pemurus baru dan Pangambangan, kemudian ada 1 kelurahan dengan Low-High yaitu Kelurahan Mantuil.
Kesimpulan: Kejadian DBD dari tahun 2016-2020 di Kota Banjarmasin mempunyai peramalan tren pada Bulan Januari, April dan Oktober setiap tahunnya. Pemetaan spasial berhubungan secara positif dengan kejadian DBD antar kelurahan yang berdekatan terhadap kasus DBD di Kota Banjarmasin pada setiap tahun selama 5 tahun terakhir (2016-2020).
Kata Kunci: Curah Hujan, Kepadatan Penduduk, Peramalan Tren, Pemetaan Spasial, Demam Berdarah Dengue.