Abstract:
Tujuan penelitian untuk mengetahui penggunaan metode E-voting dalam
proses pemilihan ketua OSIS, strategi berpolitik siswa dengan metode E-voting
dalam proses pemilihan ketua OSIS ditinjau dari aspek partisipasi dan etika
politik serta kelebihan dan kekurangan penggunaan metode e-voting dalam proses
pemilihan ketua OSIS di SMKN 2 Kandangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik
pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam, observasi dan studi
dokumen. Metode analisis data melalui tiga tahapan, yakni reduksi data, penyajian
data, dan menarik kesimpulan-kesimpulan. Pengujian keabsahan data dalam
penelitian ini meliputi perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan,
triangulasi dan menggunakan bahan referensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) SMKN 2 kandangan menggunakan
sistem e-voting dalam menentukan ketua OSIS melalui google form, ketua OSIS
yang terpilih tersebut melakukan proses seleksi dan wawancara untuk mencari
anggota. 2) Meskipun pemilihan dilakukan dengan metode e-voting, tidak
terdapat kecurangan yang dilakukan, sudah sesuai dengan moral-moral yang
berlaku dalam melakukan strategi politik. Adapun pertimbangan pemilih saat
melakukan pencoblosan sudah sesuai etika politik, karena rata-rata atas kemauan
sendiri tanpa ada paksaan. 3) kelebihan penggunaan e-voting sendiri lebih praktis
karena tidak perlu datang ke tempat pemilihan dan menggunakan hp, tidak perlu
banyak keluar tenaga, lebih hemat, dan perhitungan suara lebih cepat. Sedangkan
kekurangan dari penggunaan e-voting dari segi kemeriahan kurang, partisipasi
siswa yang masih kurang karena terkendala jaringan serta terkendala tidak
mempunyai hp, terdapat siswa yang memilih lebih dari satu kali.
Disarankan sebaiknya pihak sekolah terutama pembina OSIS lebih
mempersiapkan lagi secara matang terutama dalam sistem pemilihannya yang
menggunakan metode e-voting, karena dari sebagian siswa banyak yang
terkendala tidak mempunyai HP dan jaringan, yang membuat tidak semua siswa
bisa ikut berpartisipasi dan para siswa harusnya lebih mempertimbangkan lagi
dengan baik sebelum menentukan seorang pemimpin.