Abstract:
Malaria adalah penyakit yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas tinggi dan sering menjadi penyebab kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia. Provinsi Kalimantan Selatan masih menjadi daerah yang tergolong sebagai endemis Malaria dengan tingkat keberhasilan eliminasi Malaria sebesar 53,85%, masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan angka rata-rata nasional yaitu 61,9%. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan kelambu, penggunaan obat nyamuk, dan penggunaan repelen dengan kejadian Malaria pada usia 15-24 tahun di Provinsi Kalimantan Selatan. Desain yang diusung dalam riset ini adalah desain cross-sectional. Penelitian ini berpopulasikan seluruh penduduk usia 15-24 tahun di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner Riskesdas tahun 2018. Analisis data yang digunakan ialah uji chi-square dan confidence level yang dipilih sebesar 95%. Hasil uji menunjukkan penggunaan kelambu (p-value=0,297), penggunaan obat nyamuk (p-value=1,000), penggunaan repelen (p-value=1,000). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan kelambu, penggunaan obat nyamuk, dan penggunaan repelen dengan kejadian Malaria pada usia 15-24 tahun di Provinsi Kalimantan Selatan.