Abstract:
Lahan gambut merupakan suatu ekosistem yang unik dan rapuh, karena lahan ini berada dalam suatu lingkungan rawa. Lahan gambut sangat berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan pengaturan iklim. Hutan Lindung Liang Anggang terbagi menjadi 2 blok yang berlokasi di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru yang rawan kebakaran lahan, terutama sebagian besar lahan tergolong lahan rawa gambut. Tanah gambut memiliki kadar organik yang tinggi, ketika air pada tanah gambut berkurang maka serat-serat pada tanah gambut rawan terbakar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya indeks kekeringan dan memetakan indeks kekeringan spasial serta temporal di kawasan Hutan Lindung Liang Anggang.
Metode analisis yang dilakukan diantaranya pengumpulan data yaitu data curah hujan dari tahun 2012-2021, dan data suhu harian maksimum yang selanjutnya data diproses mengunakan beberapa tahap analisis dari model Keech Byram Drought Indeks (KBDI) modifikasi untuk lahan basah, modifikasi lahan gambut karena el nino dan modifikasi sifat fisik gambut.
Hasil analisis berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kawasan Hutan Lindung Blok 1 memiliki rata-rata indeks kekeringan tinggi yang terjadi pada Bulan Juli sampai Agustus dan juga diperoleh hasil semakin besar nilai indeks kekeringan pada suatu kondisi maka berbanding lurus dengan jumlah titik api namun berbanding terbalik dengan data curah hujan. Berdasarkan analisis spasial dan temporal sifat fisik fibrik paling mewakili kondisi kekeringan dan jumlah titik api yang ada di lokasi penelitian. Tingkat indeks kekeringan ekstrem terjadi pada Bulan Agustus sampai September dengan jumlah titip api sebanyak 1590 titik.
