dc.description.abstract |
Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi anak tunarungu setelah dilakukan implan koklea diketahui bahwa anak tidak langsung mendengar dan berkomunikasi. Pentingnya peran dari orang tua untuk mengupayakan keberfungsian implan koklea untuk anak dapat berkomunikasi verbal ataupun nonverbal karena orang tua imitasi pertama anak. Peneliti hendak mengetahui lebih dalam mengenai peran orang tua dalam mengoptimalkan kemampuan komunikasi anak tunarungu dengan implan koklea. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dari wawancara, observasi, dan dokumentasi kepada tiga subjek orang tua dengan anak tunarungu implan koklea. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Keabsahan data dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Upaya orang tua yaitu dengan memberikan stimulus seperti mengajak bicara, melatih penguasaan kosa kata, mengusahakan anak mendengarkan dan mengucapkan, mengenalkan bunyi, memberikan terapi AVT (Auditory Verbal Therapy), terapi wicara, terapi sensory integrasi, terapi oral-motor, okupasi dan fisioterapi, memberi fasilitas, dan memotivasi anak. 2) Hambatan yang dialami yaitu anak kurang fokus dan tantrum, tidak tersedia AVT di Kalimantan Selatan, memiliki anak lebih dari satu, segi keuangan, manajemen diri, dan kolaborasi orang tua. 3) Solusi hambatan yaitu menurunkan egoisme diri, konsultasi dengan ahli, mengelola keuangan, mengatur waktu, dukungan dari keluarga, dan saling berkomunikasi antar ibu dan ayah terkait kondisi anak.
Kata Kunci: peran orang tua, kemampuan komunikasi, implan koklea, anak tunarungu |
|