KEHADIRAN PENGGUGAT DAN TERGUGAT SECARA LANGSUNG DALAM GUGATAN SEDERHANA

Abstract

Maksud dilakukan penelitian skripsi ini untuk mengetahui apakah kehadiran penggugat dan juga tergugat mutlak dalam perkara gugatan sederhana dan untuk mengetahui akibat hukum terhadap ketidakhadiran penggugat dan tergugat dalam gugatan sederhana. Penelitian ini merupakan penelitian hukum, yang diperoleh dari penelitian kepustakaan dengan menganalisis masalah hukum melalui peraturan perundang-undangan, dokumen, referensi lain dan dengan mengumpulkan dan menganalisis dokumen hukum yang terkait dengan masalah penelitian ini. Menurut hasil penelitian ini menerangkan bahwa : Pertama, gugatan sederhana terjadi karena ada pihak yang melakukan wanprestasi (ingkar janji) atau melakukan PMH (perbuatan melawan hukum), pihak yang dibuat rugi dapat mengajukan gugatan sederhana dengan beberapa syarat tertentu. Dengan prinsip gugatan sederhana yang sederhana cepat, dan biaya ringan sehingga dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2019, menyatakan kedua pihak wajib datang langsung dengan/atau didampingi oleh kuasa hukumnya di persidangan. Dari adanya pasal dalam peraturan ini yang kaku, maka sangatlah merugikan pihak yang tidak dapat berhadir ke persidangan karena suatu hal yang menghalangi atau mendesak. Sehingga diharapkan adanya perubahan isi pasal dalam peraturan Mahkamah Agung No. 4 Tahun 2019 pasal 4 ayat (4). Kedua, akibat hukum ketidakhadiran penggugat atau tergugat dalam gugatan sederhana dapat dijatuhi putusan verstek yang merugikan pihak tidak hadir dalam persidangan. Akibat hukum yang terjadi dapat berupa lenyapnya suatu keadaan hukum penggugat untuk melanjutkan gugatan sudah lenyap karena kelalaiannya sendiri, berubahnya atau lenyapnya suatu hubungan hukum, dan sanksi karena perbuatan melawan hukum yang diberikan sesuai amar putusan.