Abstract:
Cerebral palsy (CP) disebabkan oleh gangguan perkembangan otak. CP tipe spastik merupakan tipe tersering. Spastisitas merupakan kelainan motorik yang ditandai dengan peningkatan kecepatan refleks regang otot dan peningkatan hentakan tendon sebagai sindrom upper motor neuron (UMN). Salah satu jenis terapi yang digunakan untuk spastisitas adalah fisioterapi menggunakan stimulasi listrik dan modalitas suhu yaitu panas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan efektivitas Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) dan infra red terhadap penurunan spastisitas ekstremitas atas pasien anak cerebral palsy spastik di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini bersifat obervasional analitik dengan metode cross sectional. Subjek penelitian ini adalah pasien anak cerebral palsy spastik di RSUD Ulin Banjarmasin periode Oktober-November 2022 berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel bebas disini terdiri dari NMES dan infra red. Variabel terikat disini adalah skor modified ashworth scale dan nilai surface electromyography. Analisis data menggunakan paired t test, independent t test, dan wilcoxon test. Hasil analisis data diperoleh penurunan spastisitas antara NMES dan infra red pada pasien cerebral palsy spastik dengan nilai p = 0,317 pada perbandingan skor modified ashworth scale dan nilai p = 0,399 pada perbandingan nilai surface electromyography. Tetapi, ditemukan bahwa rerata penurunan modified ashworth scale dan surface electromyography pada kelompok infra red lebih besar (MAS = 1,333 dan SEMG 13,633) dibandingkan kelompok NMES. Sehingga secara klinis dapat disimpulkan jika infra red lebih efektif dibandingkan NMES dalam menurunkan spastisitas.
Kata-kata kunci: spastisitas, NMES, infra red