Repo Mhs ULM

PERBANDINGAN SISTEM PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI INDONESIA DENGAN FINLANDIA

Show simple item record

dc.contributor.author Wahidaturrahmah
dc.date.accessioned 2023-02-23T17:30:02Z
dc.date.available 2023-02-23T17:30:02Z
dc.identifier.uri https://repo-mhs.ulm.ac.id//handle/123456789/38069
dc.description.abstract Komponen yang harus dipenuhi dalam sistem pelaksanaan pendidikan inklusif antara lain SDM pendidik, kurikulum, sarana prasarana, serta sikap warga sekolah terhadap menghargai perbedaan peserta didik berkebutuhan khusus. Komponen tersebut di Indonesia masih terus diperbaiki. Berbeda dengan Finlandia yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia yang menggunakan sistem inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan sistem pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia dengan Finlandia. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang berjenis studi literatur. Pengumpulan data yang digunakan berupa jurnal nasional dan jurnal internasional bersumber dari google cendekia dan tandfonline. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data informasi berkaitan dengan sistem pelaksanaan pendidikan inklusif pada Indonesia dan Finlandia. Tahapan dalam teknik analisis data yaitu reduksi data, menampilkan data yang diperoleh, serta analisis isi dari data yang diperoleh agar dapat memperoleh hasil dari penelitian. Hasil penelitian menunjukan perbandingan pada sistem pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia dengan Finlandia yaitu 1) SDM pendidik pada jenjang pendidikan Indonesia sekurang-kurangnya mempunyai ijazah S1/D4 namun sertifikasi pendidik merupakan syarat menjadi pendidik sedangkan Finlandia harus memiliki ijazah S2, sebagian besar pendidik Indonesia belum cukup siap menerima peserta didik berkebutuhan khusus sedangkan Finlandia lebih siap, beberapa pendidik Indonesia memiliki kesulitan menentukan metode dan materi, sedangkan pendidik Finlandia diberikan kebebasan. 2) Sebagian besar di Indonesia kurikulum disetarakan dengan peserta didik pada umumnya, Finlandia membebaskan penggunaan kurikulum. 3) Sarana prasarana di Indonesia untuk menunjang proses pembelajaran kebanyakan mempunyai keterbatasan ketersediaannya sedangkan Finlandia memiliki fasilitas yang memadai. 4) Sikap warga sekolah menghargai peserta didik berkebutuhan khusus dalam sikap peserta didik umumnya di Indonesia masih memiliki sikap negatif.
dc.title PERBANDINGAN SISTEM PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI INDONESIA DENGAN FINLANDIA


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account