dc.description.abstract |
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) banyak ditemukan di Kalimantan Selatan yang merupakan daerah rawa gambut. Laju pertumbuhannya cepat dapat memenuhi permukaan perairan dan mengganggu kehidupan di bawah air. Eceng gondok mengandung selulosa hingga 60 %. Selulosa disintesis menjadi senyawa turunannya yaitu carboxymethyl cellulose (CMC). CMC inilah yang digunakan sebagai bahan pembuatan hidrogel. Dengan penambahan polimer alami yaitu pektin kulit pisang serta asam sitrat yang membantu pembentukan ikatan silang (crosslink) dapat meningkatkan karakteristik dari hybrid biohydrogel (HBH). Penelitian ini bertujuan untuk fabrikasi HBH berbahan CMC eceng gondok dan pektin kulit pisang dengan variasi perbandingan (100:0, 90:10, 70:30, dan 50:50 %) serta menganalisis pengaruh penambahan asam sitrat dengan variasi konsentrasi (5, 10, dan 15 %) sebagai agen pengikat silang (crosslinker) dalam aplikasi material kemasan makanan. Fabrikasi HBH memberikan hasil optimum pada sampel CMC:pektin-asam sitrat 70:30 (5) %. Dengan rasio pembengkakan (swelling ratio) senilai 6,647 g/g, kuat tarik (tensile strength) sebesar 11,770 N/mm2, elongasi sebesar 11,896 %. Analisa gugus fungsi dengan FT-IR (Fourier Transform Infra-Red) menginformasikan adanya gugus hidroksil, karboksil, amida, dan glikosidik eter. Morfologi dengan SEM (Scanning Electron Microscopy) menunjukkan adanya ikatan silang pada permukaan halus, terlipat, dan berserat. HBH diaplikasikan sebagai kemasan kue bingka dan kue bolu krenten dapat memperpanjang masa simpan menjadi 3-4 hari untuk kue bingka dan dapat lebih dari 8 hari untuk kue bolu krenten. Dibuktikan dengan pengamatan perubahan kue bingka dan kue bolu krenten selama 8 hari, serta uji bakteri Escherichia coli menunjukkan angka lebih rendah jika menggunakan HBH dibandingkan tanpa dikemas dengan HBH. |
|