dc.description.abstract |
Pertambangan merupakan salah satu komoditas yang umum di Indonesia karena akan kekayaan alamnya. Namun, mayoritas dari aktivitas tersebut membawa dampak negatif bagi lingkungan seperti munculnya air asam tambang. Terdapat beberapa metode dalam pengolahan air asam tambang menggunakan teknologi membran, seperti ultrafiltrasi dan pervaporasi. Kedua proses ini bertujuan untuk mengolah air asam tambang dalam memperbaiki kualitas air berupa pH, Mn, dan Konduktivitas air. Hasil dari proses ultrafiltrasi nilai fluks permeat tertinggi didapat dalam tekanan 3 bar dengan nilai 136,579 L/jam.m2. Nilai pH tertinggi dalam tekanan 3 bar dengan nilai 4,5. Nilai Mn terendah dalam tekanan 3 bar dengan nilai 0,199 mg/L. Nilai Konduktivitas terendah dalam tekanan 3 bar dengan nilai 56,13 ?S/cm. Sedangkan untuk proses pervaporasi nilai fluks permeat tertinggi didapat dalam suhu 60°Cdengan nilai 35,067 L/jam.m2. Nilai pH tertinggi dalam suhu 25°C dengan nilai 5,55. Nilai Mn terendah dalam suhu 40°C dengan nilai 0,062 mg/L. Nilai Konduktivitas terendah dalam suhu 25°C dengan nilai 3,38 ?S/cm. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua proses mampu untuk memperbaiki kualitas pada parameter Mn dan Konduktivitas, meskipun kedua proses tersebut masih belum dapat menaikkan nilai pH sampai standar baku mutu yang telah ditetapkan. Dari kedua proses tersebut juga dapat diketahui bahwa proses ultrafiltrasi lebih efisien dan ekonomis daripada proses pervaporasi karena prosesnya yang lebih murah dan nilai fluksnya yang lebih besar. |
|