dc.description.abstract |
Magnesium klorida merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku dan bahan penunjang bagi industri lain seperti industri semen, keramik, tekstil, kertas, dan lain-lain. Di Indonesia saat ini belum terdapat pabrik magnesium klorida, sehingga untuk memenuhi kebutuhan magnesium klorida di Indonesia, perlu dilakukan prarancangan pabrik magnesium klorida dengan kapasitas 8.000 ton/tahun dengan bahan baku magnesium hidroksida dan asam klorida. Pabrik magnesium klorida ini direncanakan didirikan pada tahun 2028.
Proses yang digunakan untuk pelaksanaan pabrik ini yaitu dengan mereaksikan magnesium hidroksida dan asam klorida. Reaksi akan dilakukan dalam Reaktor batch tangki berpengaduk 50 oC, tekanan 1 atm dengan konversi 94,5%. Produk utama yang dihasilkan dari reaktor berupa magnesium klorida, dan magnesium hidroksida, asam klorida yang tidak bereaksi serta air sebagai produk samping. Luaran reaktor dialirkan ke rotary drum vacuum filter (H-313), kemudian didehidrasi dengan evaporator (V-310) dan di kristalisasi dengan udara panas di spray dryer (B- 315). Keluaran atas spray dryer (B-315) berupa partikulat dialirkan ke cyclone (H-322) untuk ditangkap padatannya dan dialirkan ke ball mill (C-324). Debu MgCl2. Luaran spray drayer (B-318) menghasilkan padatan magnesium klorida dengan kemurnian 99%. Selanjutnya MgCl2 di haluskan dengan ball mill (C-324) dan di screening (H-325) dengan ukuran 100 mesh kemudian di simpan di gudang penyimpanan. Pabrik magnesium klorida ini beroperasi selama 330 hari kerja dalam 1 tahun dan dioperasikan mulai tahun 2028. Kebutuhan utilitas diambil dari sungai Cikohot Serang, Banten sebanyak 34435,8289 kg/jam. Sedangkan kebutuhan listrik untuk operasional pabrik sebesar 947,3280 kW dipersiapkan 2 buah generator dengan power 1500 kW. Bahan bakar untuk generatortersebut menggunakan diesel oil sebanyak 123,101 liter/jam.
Nilai Return on Investment (ROI) sesudah pajak untuk pabrik ini sebesar 10%, Pay Out Time (POT) sesudah pajak sebesar 5,04 tahun, sedangkan kapasitas Break Even Point (BEP) adalah 53,64% kapasitas dan Shut Down Point (SDP) adalah sebesar 26,51%. Nilai-nilai tersebut menunjukan bahwa layak untuk dipertimbangkan pendiriannya dan dapat diteruskan ke tahap perencanaan pabrik. |
|