Abstract:
STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT SUKU
BANJAR DAN JAWA DI DESA PANDANSARI KECAMATAN KINTAP
KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN (Oleh: Alif Vera
Aprilianes; Pembimbing: Sutomo & Nani Kartinah; 2023; Halaman 161)
Masyarakat Suku Banjar dan Jawa desa Pandansari Kecamatan Kintap Kabupaten
Tanah Laut Kalimantan Selatan masih banyak menggunakan tumbuhan sebagai
pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui demografi masyarakat,
menetapkan khasiat empiris, bagian tumbuhan yang digunakan, cara pengolahan,
cara penggunaan, lokasi pengambilan sampel, dan menetapkan hasil skrining
fitokimia. Jenis penelitian bersifat kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi struktur yang dibantu
dengan kuisioner. Informan ditentukan menggunakan teknik purposive sampling.
Jumlah informan yang memenuhi kriteria dan bersedia terlibat dalam penelitian ada
4 informan. Hasil penelitian di desa Pandansari didapat 51 spesies tumbuhan yang
berfungsi untuk mengobati 23 jenis penyakit. Dari 51 tumbuhan obat terdapat 2
tumbuhan obat yang dilakukan skrining fitokimia. Hasil skrining fitokimia daun
asam sembelekan memiliki senyawa flavonoid, saponin, terpenoid dan fenol. Hasil
skrining pada tumbuhan daun Malaysia memiliki senyawa alkaloid, flavonoid,
saponin, terpenoid dan fenol. Pada bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan
adalah daun (40%), cara pengolahan terbanyak adalah direbus (49%) dan cara
penggunaan terbanyak adalah (59%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
tumbuhan berkhasiat obat di desa Pandansari masih sangat banyak dan perlu
dilakukan pelestarian lebih agar pemanfaatan dapat terus dirasakan masyarakat
dalam pengobatan tradisional.
KataKunci: Etnobotani, Banjar dan Jawa, Desa Pandansari, Tumbuhan Berkhasiat
Obat.