Abstract:
Terjadi kesenjangan antara keharusan beradaptasi melaksanakan pembelajaran inovatif yang bertujuan meningkatkan keterampilan peserta didik dengan kondisi dimana pembelajaran yang diterapkan rata-rata masih didominasi pola konvensional, pembiasaan memanfaatkan teknologi tidak dilakukan. Akibatnya peserta didik tidak terbiasa belajar secara mandiri dan memanfaatkan teknologi menunjang keberhasilan belajarnya. Kelemahan ini dapat diatasi dengan menerapkan pembelajaran blended memanfaatkan teknologi. Penelitian yang dilakukan bertujuan mendeskripsikan pola pembelajaran yang diterapkan pada mata pelajaran sejarah di sekolah menengah atas, merancang model sistem pembelajaran blended, dan menguji keefektifan penerapan sistem pembelajaran blended dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi peserta didik. Metode campuran digunakan dalam penelitian ini dengan strategi eksploratoris sekuensial, dimana kualitatif sebagai metode primer dan kuantitatif sebagai metode sekunder. Penelitian dilakukan di SMA Negeri se-Banjarmasin, melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran sejarah, dan peserta didik. Data penelitian diperoleh melalui dua cara, antara lain (1) Observasi, wawancara, dan studi dokumen untuk mengumpulkan data kualitatif; (2) Tes pemahaman, lembar respon peserta didik, dan lembar observasi aktivitas belajar peserta didik untuk kuantitatif. Analisis yang digunakan ialah analisis interaktif, SWOT, dan statistik deskriptif. Temuan penelitian ini ialah (1) Karakteristik yang berbeda pada setiap sekolah dalam hal sarana-prasarana kemudian pemahaman guru dan peserta didik memberi pengaruh bentuk pembelajaran blended yang akan diterapkan; (2) Rancangan model sistem pembelajaran blended yang direkomendasikan, meliputi synchronous fisik-synchronous maya, synchronous fisik-asynchronous kolaboratif, dan synchronous fisik-asynchronous mandiri; (3) Model sistem pembelajaran blended yang diterapkan pada setiap sekolah efektif meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, hasil pengujian effect size menunjukkan pengaruh penerapan sistem pembelajaran blended berada dalam kategori sedang. Selanjutnya melalui observasi yang dilakukan untuk melihat aktivitas kolaborasi peserta didik diperoleh hasil bahwa keterampilan kolaborasi peserta didik termasuk dalam kategori kolaboratif dan sangat kolaboratif.
Simpulan penelitian ialah pemilihan dan penerapan model sistem pembelajaran blended dipengaruhi oleh ketersediaan sarana-prasarana, pemahaman guru, maupun peserta didik. Model sistem pembelajaran blended dapat ditentukan melalui analisis SWOT dan hasil uji efektivitas berdampak positif terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi peserta didik. Keterbatasan penelitian ini adalah model pembelajaran blended hanya ditentukan melalui analisis SWOT kualitatif. Kemudian aspek uji efektivitas hanya mencakup keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi.