dc.description.abstract |
Latar Belakang: Ekstrak kolang-kaling memiliki efek antioksidan karena mengandung senyawa metabolit sekunder, terdiri dari flavonoid, alkaloid dan kuinon yang dapat membantu proses penyembuhan luka. Ekstrak kolang-kaling dapat digunakan sebagai terapi adjuvant karena dapat meningkatkan antioksidan endogen, yaitu enzim superoksida dismutase (SOD) dengan mengubah anion superoksida menjadi hidrogen peroksida yang akan menekan radikal bebas. Tujuan: Untuk menganalisis potensi antioksidan ekstrak kolang-kaling (Arenga pinnata) terhadap aktivitas enzim superoksida dismutase pada tikus yang dilakukan luka eksisi punggung pada kelompok yang diberikan ekstrak dibandingkan kelompok kontrol. Metode: Penelitian true experimental dengan uji statistik One-Way Anova yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc Bonferroni. Penelitian ini menggunakan 36 ekor tikus wistar jantan yang dilukai dan dibagi menjadi 12 kelompok. Jaringan diambil pada jam ke-6, ke-12 dan ke-48 untuk dilakukan pengukuran aktivitas enzim SOD menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 480 nm. Hasil: Hasil uji One-Way Anova pada jam ke-6, ke-12 dan ke-48 setiap kelompok menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna dengan p=0.000 (p<0.05). Uji Post-Hoc Bonferroni menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna dengan p<0.05 antara kelompok pemberian pakan saja dan kelompok ekstrak kolang-kaling konsentrasi 2,5%, 5?n 10%. Kesimpulan: Terdapat potensi antioksidan ekstrak kolang-kaling terhadap aktivitas enzim SOD berupa peningkatan pada waktu 6 jam dan 12 jam, kemudian menurun pada waktu 48 jam dengan konsentrasi 2,5%, 5?n 10% secara topikal terhadap luka eksisi punggung tikus wistar jantan.
Kata kunci: Antioksidan, Ekstrak Kolang-kaling, Radikal Bebas, Superoksida Dismutase (SOD). |
|