Abstract:
Perubahan penggunaan lahan mempengaruhi pola distribusi Land Surface Temperature (LST). Jenis penggunaan lahan yang berbeda memiliki sifat yang berbeda pula berpengaruh terhadap penyerapan dan pemantulan radiasi matahari. Mengetahui perubahan penggunaan lahan dan dampaknya terhadap suhu permukaan bumi sangat penting untuk memahami serta mengelola dampak perubahan iklim dan lingkungan. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dianalisis secara deskriptif untuk menginterpretasikan data tekstual dan gambar terkait hasil pengolahan data perubahan penggunaan lahan dan LST. Bahan yang digunakan untuk analisis Perubahan penggunaan lahan adalah Google Earth Imagery tahun 2012 dan 2022 yang diakses melalui Google Earth Pro dan diolah melalui proses klasifikasi citra secara kualitatif. Sedangkan untuk memperoleh data LST digunakan Citra satelit Landsat TM dan OLI TIRS yang diakses melalui Google Earth Engine dan diolah menggunakan script untuk menganalisis LST sehingga dihasilkan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang dihasilkan yaitu data distribusi suhu permukaan dan data kualitatif yang dihasilkan berupa visualisasi atau gambaran sebaran LST. Pengumpulan data lain dilakukan melalui studi literatur dan survei lapangan.
Dalam periode sepuluh tahun antara 2012 dan 2022, penggunaan lahan dalam area studi ini mengalami beberapa perubahan signifikan. Pertumbuhan signifikan dalam penggunaan lahan untuk Permukiman dan Tempat Kegiatan, dengan penambahan 1.630,65 Ha. Pada sisi lain, Hutan, Mangrove, Rawa, Sawah, Semak Belukar, dan Tanah Terbuka semua menunjukkan penurunan dalam penggunaan lahan. Perubahan LST dalam periode sepuluh tahun dari 2012 hingga 2022 terjadi peningkatan signifikan dalam kategori LST yang lebih tinggi, sementara kategori yang lebih rendah menunjukkan penurunan. Misalnya, untuk kategori suhu kurang dari 27°C, LST mengalami kenaikan dari 19,04 pada 2012 menjadi 89,16 pada 2022. Sebaliknya, untuk rentang suhu antara 27°C - 29°C, LST turun secara drastis dari 9. 365,98 pada 2012 menjadi 862,15 pada 2022. Perubahan yang paling mencolok terlihat pada rentang suhu 33°C - 35°C dan 35°C - 37°C, dimana LST naik dari 7. 082,35 dan 1. 686,49 pada 2012 menjadi 32. 467,84 dan 8. 402,98 pada 2022 secara berturut-turut. Sementara itu, untuk rentang suhu 29°C - 31°C dan 31°C - 33°C, terjadi penurunan yang signifikan. Secara keseluruhan, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan LST. Secara keseluruhan proporsi penggunaan lahan di Kesatuan Hidrologis Gambut Sungai Maluka – Sungai Martapura saat ini yang sudah sesuai dengan pola ruang yaitu sebesar 99 %, sedangkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan pola ruang sebesar 1 %.