Abstract:
Biodiesel ialah satu diantara bahan bakar pilihan yang menjanjikan, ramah lingkungan, tidak berbahaya bagi kesehatan, bisa dipergunakan menjadi bahan bakar mobil, yang bisa mengurangi emisi dibanding minyak solar. Satu diantara bahan baku pengembangan biodiesel di Indonesia ialah CPO (Crude Palm Oil), mengingat luasnya kebun kelapa sawit di beragam daerah di Indonesia. Namun, pengolahan biodiesel dari CPO dapat memberikan dampak negatif terhadap industri lainnya karena CPO ialah bahan baku produksi industri margarin, minyak goreng, sabun, lilin, serta beragam produk perawatan tubuh. CPO Parit ialah limbah cair dari olahan perindustrian kelapa sawit. Limbah tersebut ialah satu diantara limbah yang bisa dipergunakan menjadi bahan baku biodiesel. Kandungan trigliserida dan FFA yang tinggi dalam CPO Parit bisa diubah menjadi biodiesel lewat tahapan esterifikasi serta transesterifikasi dengan metanol. Pada tahap esterifikasi, FFA-metanol direaksikan memakai katalis H2SO4 berkonversi 98?lam suhu 50°C serta tekanan 1 atm. Pada tahap transesterifikasi, trigliserida-metanol direaksikan memakai katalis NaOH berkonversi 98?lam tekanan 1 atm dan suhu 65°C. CPO Parit yang dipakai menjadi bahan baku yang bisa meminimalisir polusi serta memiliki nilai ekonomis. Biodiesel dari CPO Parit akan dihasilkan dengan kemampuan tahunan senilai 30.000 ton dalam 330 hari kerja pada periode setahun serta akan dipakai mulai 2027. Pabrik dirancang untuk Kecamatan Candi Laras Selatan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Luasnya 35.640 m2. Jumlah karyawan yang diperlukan ialah 109 jiwa serta PT disertai lini dan pegawai. Bersumber hasil analisa finansial dipahami BEP senilai 57,33,?n SDP 29,91%, hingga bisa dibuat simpulan bahwasanya pembangunan pabrik ini dimungkinkan dibangun.
Kata kunci : CPO parit, biodiesel, esterifikasi, transesterifikasi.