Abstract:
WIDYA DEWI. Resiliensi Ekonomi Rumah Tangga Petani di Lahan Rawa Lebak
Terhadap Dampak Bencana Banjir di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Di bawah
bimbingan Dr. Ir. H. Hamdani, MS dan Dr. Yudi Ferrianta, SP, MP.
Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan wilayah kabupaten yang terletak
di Kalimantan Selatan, dengan potensi lahan rawa lebak yang diusahakan untuk
tanaman padi. Pada tahun terakhir jumlah luas panen padi di Kabupaten Hulu
Sungai Utara mengalami penurunan. Luas panen padi tahun 2019 seluas 26.048,60
ha, dengan produksi 143.403,02 ton dengan rata-rata produksi sebesar 55,05
kuintal/ha. Pada tahun 2020 mengalami penurunan yang drastis, yakni luas panen
padi menjadi 19.131,80 ha, dengan produksi sebesar 103.749,20 ton dengan ratarata produksi sebesar 54,23 kuintal/ha. Penurunan ini salah satunya akibat dari
dampak banjir yang disebabkan adanya peningkatan curah hujan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis tingkat kerentanan rumah
tangga petani; dan (2) Menganalisis resiliensi rumah tangga petani ketika
mengalami kebanjiran di lahan rawa lebak Kabupaten Hulu Sungai Utara. Jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 petani padi. Analisis data
yang digunakan adalah analisis persamaan LVI-IPCC (Livelihood Vulnerability
Index- Intergovernmental Panel of Climate Change) dan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LVI rumah tangga petani padi di
Kabupaten Hulu Sungai Utara sebesar 0,2059 sehingga dapat dikatakan bahwa
rumah tangga petani tersebut rentan terhadap kebanjiran yang disebabkan
perubahan iklim. Pada Kabupaten Hulu Sungai Utara menunjukkan bahwa faktor
sensitivity merupakan faktor LVI yang paling tinggi berkontribusi terhadap
kerentanan, yakni sebesar 0,5500. Rata-rata tingkat resiliensi rumahtangga petani
adalah rendah (tiga sampai empat tindakan yang dilakukan petani) yaitu sebesar 69
persen, sisanya dalam kategori yang sangat rendah (hanya satu sampai dua tindakan
yang dilakukan petani) yakni 31 persen.
Kata kunci: LVI-IPCC, Hulu Sungai Utara, rawa lebak, resiliensi, rumah tangga
petani