Abstract:
ABSTRAK
BENY RAHMANTO. 2022. Pengembangbiakan Biawak Tutul Biru Varanus macraei Bohme & Jacobs, 2001: Studi Kasus Di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Tesis, Program Studi Magister Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing: Prof. Dr. Ir. H. Mochamad Arief Soendjoto, M.Sc., Dr. H. Abdi Fithria, S.Hut., M.P., dan Dr. rer. Nat. Evy Ayu Arida, M.Sc.
Kata kunci: Pengembangbiakan, Biawak tutul biru
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan cara penangkaran biawak tutul biru, mengidentifikasi faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penangkaran dengan menggunakan kandang luar ruangan/outdoor, dan mendeskripsikan perilaku harian biawak tutul biru di kandang pemeliharaan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai rujukan awal dalam upaya pengembangbiakan biawak tutul biru atau sebagai dasar dalam penelitian lanjutan tentang biawak tutul biru. Penelitian ini dilakukan mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 di fasilitas pribadi pemeliharaan biawak di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi aspek penangkaran, perilaku harian biawak di kandang, dan determinasi jenis kelamin biawak berdasarkan morfologi. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Prosedur analisis data dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, penangkaran biawak tutul biru dapat dilakukan dengan menggunakan kandang outdoor berbahan kawat ram ¼ inch berukuran 80 × 90 × 180 cm yang dilengkapi dengan shelter, tempat bersarang , tempat makan minum, dan cabang-cabang pohon. Habituasi pada biawak hasil tangkapan alam dengan penyemprotan air (misting) agar dapat menstimulasi biawak untuk minum sehingga terhindar dari kekurangan cairan/dehidrasi. Pemeliharaan dilakukan dengan memberikan pakan utama berupa serangga dan telur puyuh masing-masing sebanyak 20?n 6?ri berat badan per minggu. Selain itu, pakan tambahan yang diberikan berupa kalsium dan multivitamin yang diberikan dengan cara mencampur dengan pakan utama (dusting). Pemeliharaan kesehatan dengan cara penyemprotan kandang dengan cairan disinfektan berbahan aktif Cetylpyridium Chloride 1%, Cetyltrimethyl Amonium Bromida 2?n Benzalkonium Chloride 2% setiap tiga bulan. Pengembangbiakan dilakukan dengan ratio pasangan 1:1 dengan mempertimbang-kan pasangan biawak memiliki ukuran tubuh relatif sama. Determinasi jenis kelamin biawak dapat dilakukan secara visual dengan perpaduan metode eversi hemipenis dan penampakan morfologi biawak (ukuran kepala, pangkal ekor). Penetasan telur biawak totol biru dengan menggunakan inkubator buatan berupa kotak plastik yang berisi media penetasan berupa perlite lembab. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penangkaran biawak tutul biru adalah dimensi, pemilihan bahan, dan perlengkapan kandang, kebutuhan sinar matahari, nutrisi pakan, frekuensi dan jumlah pemberian pakan, determinasi jenis kelamin dan metode penetasan telur. Perilaku harian biawak tutul biru di kandang pemeliharaan meliputi perilaku bergerak (merayap, berlari, melompat, gerakan di tempat, menggantung dengan ekor, menggantung, menggaruk, dan mendorong moncong), perilaku ingestif (makan, menjulurkan lidah, menggosok moncong, minum dari wadah air minum dan minum dari tetesan air hujan), perilaku berjemur (badan memipih, kepala terangkat), dan perilaku diam (beristirahat posisi duduk, beristirahat posisi berbaring, dan beristirahat dalam kotak persembunyian).