Abstract:
Ekosistem mangrove yang memiliki fungsi ekologis sebagai tempat hidup serta tempat pemijahan biota perairan salah satunya adalah komunitas yang paling banyak ditemukan di kawasan ekositem mangrove adalah komunitas bivalvia, bivalvia termasuk ke dalam kelas mollusca yang mana mencakup semua mengenai kerang-kerangan sebagai biota yang biasa tinggal menetap hidup didalam substrat dasar. Aluh-Aluh adalah kecamatan yang berada di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan yang secara geografis terletak 114?53’0” bujur timur dan 3?27’5” lintang selatan. Kecamatan Aluh-Aluh sendiri terdapat 19 desa dengan total populasi 29.706 jiwa serta memiliki luas sebesar 82,93 km2 dan di dalamnya terdapat potensi sumberdaya alam salah satunya yaitu bagian pesisirnya terdapat kawasan mangrove salah satunya adalah Desa Bakambat, menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan kawasan hutan mangrove di kawasan pesisir kecamatan Aluh-Aluh memiliki luas 115.69 ha. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bivalvia dan kelimpahannya, mengetahui kerapatan pohon mangrove, mengetahui indeks kelimpahan, keseragaman, keanekaragaman dan dominansi komunitas bivalvia dan mengetahui hubungan antara jenis dan kelimpahan bivalvia dengan kerapatan mangrove pada kawasan ekosistem mangrove di pesisir Desa Bakambat Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Metode penelitian yang digunakan untuk metode pengambilan sampel bivalvia dengan metode belt transect dan metode penelitian mangrove menggunakan metode plot sampling. Penelitian ini juga mencakup pengambilan data parameter lingkungan (suhu, DO, pH, salinitas, nitrat, fosfat, substrat dan pH tanah). Hasil penelitian, bivalvia hanya ada di titik stasiun 1 dan titik stasiun 2. Indeks keseragaman dengan nilai 0-1. Nilai indeks keseragaman tertinggi ada pada titik stasiun 1, kemudian titik stasiun 2 dan titik stasiun 3. Indeks keanekaragaman di ketiga titik stasiun dengan nilai 0. Indeks dominansi dengan nilai tertinggi di stasiun 1 dan 2 dengan nilai 1 dan stasiun 3 dengan nilai 0. Berdasarkan Kep. Lingkungan Hidup (2004) No.201/MENLH/2004 mengenai kriteria baku serta acuan dalam hal mangrove, kategori kerapatan mangrove di lokasi penelitian ini masuk kategori rusak.