Abstract:
Kelangkaan air bersih yang terjadi khususnya di Daerah Kalimantan Selatan di Desa Muara Halayung Kabupaten Banjar mengalami krisis air bersih. Air di Desa Muara Halayung dimanfaatkan warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun air yang digunakan memiliki nilai salintas yang tinggi dikarenakan air rawa di desa tersebut dipengaruhi dari pasang surut air laut. Berdasarkan hasil uji karakteristik air rawa pH yang dihasilkan 5,7-5,8 dan nilai konduktivitas 173.200 ?S/cm.
Teknologi yang digunakan pada penelitian menggunakan proses desalinasi menggunakan membran modifikasi dengan menambahkan precursor Tetraethylorthosilicate (TEOS) dan Methyltriethoxysilane (MTES). Pembuatan membran tersebut menggunakan Teknik RTP (Rapid Thermal Processing) dengan variasi suhu kalsinasi 350, 450 dan 600°C . Modifikasi membran dilakukan untuk memperkuat membran tersebut sehingga tidak luruh pada saat proses pervaporasi. Karakteristik membrane tersebut diuji menggunakan Fourier Transform Infra-Red (FTIR) untuk mengetahui gugus fungsi yang dihasilkan. Berdasarkan hasil uji FTIR, terdapat gugus siloxane yang terletak pada panjang gelombang 1082 cm-1, gugus fungsi silanol pada panjang gelombang 976 cm-1, dan gugus fungsi silica carbon pada panjang gelombang 800 cm-1. Berdasarkan hasil FTIR dilakukan uji lanjutan menggunakan sofware fytik. Analisis Fytik dilakukan untuk mengetahui luas puncak gugus fungsi yang dihasilkan. Berdasarkan perhitungan peak area yang dihasilkan menunjukan gugus fungsi siloxane (Si-O-Si) lebih banyak terbentuk dibandingkan dengan silanol (Si-OH).
Pada membran dilakukan analis Scanning Electron Microspory (SEM) untuk mengetahui morfologi pada membrane. Berdasarkan hasil SEM menunjukan membran yang dihasilkan memiliki ketebalan ± 1 ?m. Performa membran yang dihasilkan dapat dilihat dari water flux dan salt rejection pada variasi suhu kalsinasi 350, 450 dan 600°C dengan umpan air rawa asin. Water flux yang dihasilkan berturut-turut pada variasi suhu 350, 450 dan 600°C yaitu 6,165 kg.m-2.jam-1, 4,426 kg.m-2.jam-1 dan 3,960 kg.m-2.jam-1. Berdasarkan hasil persentase menunjukan pada saat pervaporasi mengalami penurunan seiring dengan kenaikan suhu kalsinasi. Salt Rejection yang dihasilkan pada penelitian menunjukan membran TEOS-MTES memiliki persentase yang tinggi disetiap variasi suhu.