Abstract:
Latar Belakang: Perundungan (bullying) di sekolah telah menjadi fenomena
yang menjadi perhatian masyarakat di seluruh dunia. Aspek fisik menjadi salah satu
pemicu bullying pada remaja. Penilaian aspek fisik tersebut seperti berat badan,
tinggi badan, dan penampilan wajah termasuk kondisi gigi geligi. Kondisi
maloklusi yang mencolok, seperti jarak antara gigi, gigi berjejal, overbite dan
overjet, paling sering dilaporkan menjadi target oleh pelaku bullying. Tujuan:
Menganalisis hubungan antara maloklusi dengan riwayat bullying pada remaja di
MTsN 2 Tanah Laut Kalimantan Selatan. Metode: Metode yang digunakan adalah
penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Tingkat
keparahan maloklusi diukur dengan menggunakan ICON dan riwayat bullying
diukur dengan kuesioner yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya dan telah
divalidasi. Sampel yang didapatkan sebanyak 86 responden berusia 12-14 tahun.
Hasil: Distribusi frekuensi terbanyak dari penelitian ini yaitu didapatkan maloklusi
dengan kategori easy berdasarkan ICON sebanyak 41 orang (47,7%) dan bullying
dengan kategori bullying tidak terjadi pada responden dalam dua bulan terakhir
sebanyak 69 orang (57,4%). Hasil uji analisis Spearman antara maloklusi
berdasarkan ICON dengan riwayat bullying didapatkan hubungan yang bermakna.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara maloklusi dengan riwayat bullying pada
remaja MTsN 2 Tanah Laut Kalimantan Selatan yang bersifat searah, artinya
semakin tinggi tingkat keparahan kategori maloklusi maka kategori riwayat
bullying juga ikut bertambah atau meningkat.