Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan usahatani buah kopi robusta, menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan dalam usahatani kopi robusta serta permasalahan dalam usahatani kopi robusta. Jumlah responden sebanyak 6 orang diambil menggunakan metode sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan usahatani kopi robusta mendapatkan hasil panen yang baik mulai dari pengolahan lahan sampai dengan teknik penanaman serta pemeliharaan yang tepat dan menyesuaikan waktu. Rata-rata biaya total yang harus dikeluarkan petani yaitu sebesar Rp 32.666.259 per usahatani atau Rp 27.221.885/ha dengan rata-rata biaya eksplisit sebesar Rp 23.742.744 per usahatani atau Rp 19.785.622/ha dan rata-rata biaya implisit sebesar Rp 8.923.515 per usahatani atau Rp 7.436.263/ha. Rata-rata penerimaan usahatani kopi robusta tahun 2022 diperoleh sebesar Rp 45.000.000 per usahatani atau Rp 37.500.000/ha. Rata-rata pendapatan usahatani buah kopi robusta tahun 2022 sebesar Rp 21.248.580 per usahatani atau Rp 17.707.150/ha. Sedangkan rata-rata keuntungan usahatani kopi robusta sebesar Rp 12.166.354 per usahatani atau Rp 10.138.628/ha. Pada usahatani kopi robusta mempunyai masalah pada hama PBKo dan banjir. Hama PBKo, kumbang betina mulai menyerang pada 8 minggu setelah pembungaan saat buah kopi masih lunak untuk mendapatkan makanan sementara, kemudian menyerang buah kopi yang sudah mengeras untuk berkembang biak. Kumbang betina akan menggerek bagian ujung bawah, dan biasanya adanya terlihat adanya kotoran bekas gerekan di sekitar lubang masuk. Banjir di Desa Lok Tunggul Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar sangat mempengaruhi usahatani kopi robusta, bukan hanya gsgal panen, banjir tersebut pun merusak lahan serta tanaman kopi robusta dan mengakibatkan petani kopi mengolah dan memelihara tanaman kopi robusta dari awal.